SINTAKSIS BAHASA INDONESIA
Oleh: Firdawati, S.Pd.
Istilah sintaksis berasal dari
bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama. Manaf
(2009:3) menjelaskan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas
struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang dibahas adalah frasa,
klausa, dan kalimat. Jadi frasa adalah objek kajian sintaksis terkecil dan
kalimat adalah objek kajian sintaksis terbesar.
1. Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat
nonpredikatif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu
fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 2003:222). Perhatikan contoh-contoh
berikut.
- bayi
sehat
- pisang
goreng
1.1. Frasa verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata
kerja.
1.2. Frasa Adjektival
Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk dengan
kata sifat atau keadaan sebagai inti (yang diterangkan) dengan menambahkan kata
lain yang berfungsi menerangkan seperti agak, dapat, harus, kurang, lebih,
paling, dan sangat.
1.3. Frasa Nominal
Frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk
dengan memperluas sebuah kata benda.
1.4. Frasa adverbial
Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan
keterangan kata sifat.
1.5. Frasa Pronominal
Frasa pronominal adalah frasa yang dibentuk dengan kata
ganti
1.6. Frasa Numeralia
Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan
kata bilangan.
1.7. Frasa Introgativa
koordinatif
Frasa introgativa koordinatif adalah frasa yang berintikan
pada kata tanya. Contohnya seperti berikut ini.
- Jawaban
apa atau siapa merupakan ciri subjek kalimat.
2. Klausa
Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya terdapat
beberapa kata yang mengandung unsur predikatif (Keraf, 1984:138). Klausa
berpotensi menjadi kalimat. (Manaf, 2009:13) menjelaskan bahwa yang membedakan
klausa dan kalimat adalah intonasi final di akhir satuan bahasa itu. Kalimat
diakhiri dengan intonasi final, sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final.
Intonasi final itu dapat berupa intonasi berita, tanya, perintah, dan kagum.
Widjono (2007:143) membedakan klausa sebagai berikut.
2.1. Klausa kalimat majemuk setara
Dalam kalimat majemuk setara (koordinatif), setiap klausa
memiliki kedudukan yang sama. Kalimat majemuk koordinatif dibangun dengan dua
klausa atau lebih yang tidak saling menerangkan. Contohnya sebagai berikut.
Rima membaca kompas, dan adiknya bermain catur.
Klausa pertama Rima membaca kompas. Klausa kedua adiknya
bermain catur. Keduanya tidak saling menerangkan.
2.2. Klausa kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat dibangun dengan klausa yang
berfungsi menerangkan klausa lainnya. Contohnya sebagai berikut.
Orang itu pindah ke Jakarta setelah suaminya bekerja di Bank
Indonesia.
Klausa orang itu pindah ke Jakarta sebagai klausa
utama (lazim disebut induk kalimat) dan klausa kedua suaminya bekerja di
Bank Indonesia merupakan klausa sematan (lazim disebut anak kalimat).
Selengkapnya Download disini
0 Komentar
Penulisan markup di komentar