BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
Aristoteles dan pengikutnya meyakini bahwa
keadaan alami objek di bumi tak bergerak dan bahwasannya objek-objek tersebut
cenderung ke arah keadaan tersebut jika dibiarkan begitu saja. Aristoteles
membedakan antara kecenderungan bawaan objek-objek untuk menemukan “tempat
alami” mereka (misal benda berat jatuh), yang menuju “gerak alami”, dan tak
alami atau gerak terpaksa, yang memerlukan penerapan kontinyu gaya.
Namun teori ini meskipun berdasarkan
pengalaman sehari-hari bagaimana objek bergerak (misal kuda dan pedati),
memiliki kesulitan perhitungan yang menjengkelkan untuk proyektil, semisal
penerbangan panah. Beberapa teori telah dibahas selama berabad-abad, dan
gagasan pertengahan akhir bahwa objek dalam gerak terpaksa membawa gaya dorong
bawaan adalah pengaruh pekerjaan Galileo. Galileo melakukan eksperimen dimana
batu dan peluru meriam keduanya digelindingkan pada suatu kecuraman untuk
membuktikan kebalikan teori gerak Aristoteles pada awal abad 17.
Isaac Newton dikenal sebagai pembantah secara
tegas untuk pertama kalinya, bahwa secara umum, gaya konstan menyebabkan laju
perubahan konstan (turunan waktu) dari momentum. Secara esensi, ia memberi
definisi matematika pertama kali dan hanya definisi matematika dari kuantitas
gaya itu sendiri - sebagai turunan waktu momentum: F = dp/dt. Pada tahun 1784
Charles Coulomb menemukan hukum kuadrat terbalik interaksi antara muatan
listrik menggunakan keseimbangan torsional, yang mana adalah gaya fundamental
kedua. Gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah ditemukan pada abad ke 20. Dengan
pengembangan teori medan kuantum dan relativitas umum, disadari bahwa “gaya”
adalah konsep berlebihan yang muncul dari kekekalan momentum (momentum 4 dalam
relativitas dan momentum partikel virtual dalam elektrodinamika kuantum).
Dengan demikian sekarang ini dikenal gaya fundamental adalah lebih akurat
disebut “interaksi fundamental”.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi Gaya
Di dalam ilmu fisika, gaya atau kakas
adalah apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami percepatan.
Gaya memiliki besar dan arah, sehingga merupakan besaran vektor. Satuan SI yang
digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan N). Berdasarkan Hukum kedua Newton, sebuah benda dengan massa konstan
akan dipercepat sebanding dengan gaya netto yang bekerja padanya dan berbanding
terbalik dengan massanya.
Selengkapnya Download disini
0 Komentar
Penulisan markup di komentar